Sejarah Hari Ayah Nasional

Pustaka IAIN Langsa – Tiada kata terlambat, mungkin ini adalah sebuah kalimat yang sesuai dengan pembahasan kali ini, pembahasan mengenai Perayaan Hari Raya yang ditetapkan setiap tanggal 12 November. Meskipun momen perayaan Hari Ayah Nasional telah berlalu, ada baiknya untuk dibahas, hal ini karena momen perayaan Hari Ayah Nasional tidak sepopuler Hari Ibu yang akan diperingati setiap tanggal 22 Desember setiap tahunnya.

Eforia Perayaan Hari Ibu di Indonesia sudah sering kita saksikan, Tradisi yang biasa dirayakan saat Hari Ibu adalah memberikan hadiah barang favorit ibu dan kartu ucapan. Ada juga yang memberikan bunga hingga memberikan waktu istirahat kepada ibunya dengan tidak perlu memasak atau membersihkan rumah. Sebaliknya untuk Perayaan Hari Ayah Nasional, Antusias dan Eforia masyarakat Indonesia masih jarang dilakukan, padahal jasa kedua orang tua sama besarnya dalam mendidik anak-anaknya. Karena itu, kewajiban kita sebagai seorang anak untu selalu sayang, hormat dan berbakti kedua orang tua kita.

Perintah berbakti pada orang tua ditulis dalam Al Quran surat Al Isra ayat 23

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”

Selain dalam Al Quran, perintah berbakti pada orang tua tertulis dalam beberapa hadits. Aksi dan pernyataan Nabi Muhammad SAW menegaskan pentingnya berbakti pada orang tua.

عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه سألتُ رسولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قلتُ يَا رسولَ الله أَيُّ العملِ أفضَلُ قال الصلاةُ على مِيْقاتِها قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قال ثُمَّ بِرُّ الوالِدَيْنِ قلتُ ثُمَّ أَيٌّ قال الجِهادُ في سبيلِ اللهِ  

Artinya, “Dari sahabat Abdullah bin Mas’ud ra, ia bertanya kepada Rasulullah, ‘Wahai Rasulullah, apakah amal paling utama?’ ‘Shalat pada waktunya,’ jawab Rasul. Ia bertanya lagi, ‘Lalu apa?’ ‘Lalu berbakti kepada kedua orang tua,’ jawabnya. Ia lalu bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’ ‘Jihad di jalan Allah,’ jawabnya,” (HR Bukhari dan Muslim).

Sejarah Perayaan Hari Ayah Nasional

Ayah merupakan sosok pemimpin dalam rumah tangga yang penuh kasih sayang. Tak hanya sekedar memberi nafkah, Ayah juga memiliki peran sebagai pelindung dan panutan untuk keluarga. Maka dari itu untuk mengingat jasa-jasanya diadakan Hari Ayah Nasional yang diperingati tiap 12 November agar anak semakin sayang kepada Ayah.

Sejarah Hari Ayah di Indonesia Diperingati 12 November Dikutip dari Sahabat Keluarga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hari Ayah di Indonesia lahir atas prakarsa paguyuban Satu Hati, lintas agama dan budaya yang bernama Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP). Bermula saat PPIP menggelar Hari Ibu di Solo pada tahun 2014 silam. 

Deklarasi Hari Ayah Nasional digabung dengan hari kesehatan dengan mengambil semboyan “Semoga Bapak Bijak, Ayah Sehat, Papah Jaya”. Di hari yang sama, deklarasi Hari Ayah juga digaungkan di Maumere, Flores, NTT. Salah satu agenda disana meluncurkan buku “Kenangan untuk Ayah” yang berisi 100 surat anak Nusantara yang diseleksi dari Sayembara Menulis Surat untuk Ayah. Setelah deklarasi, PPIP mengirimkan buku tersebut beserta piagam deklarasi Hari Ayah kepada Presiden RI yang saat itu dijabat oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sejak deklarasi inilah, akhirnya ditetapkan 12 November merupakan peringatan Hari Ayah Nasional.

Hari Ayah diperingati untuk memberikan penghormatan dan ucapan terima kasih maupun kasih sayang kepada sosok ayah yang ada di sekitar kita. Entah sedarah maupun tidak, masih hidup atau pun sudah meninggal, bahkan jika sosok tersebut bukanlah ayah kamu, melainkan kakak, saudara, teman, guru, atau siapapun itu, jika mereka terasa seperti sosok ayah bagi kamu, jangan lupa untuk mengucapkan “Selamat Hari Ayah” kepada mereka, ya!

Selamat Hari Ayah Nasional, ayah-ayah hebat di seluruh Indonesia! Selamat Hari Ayah Nasional juga, untuk kamu yang mungkin bukan seorang ayah, tetapi telah menjalani kehidupan layaknya seorang ayah karena keadaan. Sehat, bahagia, dan kuat selalu, ya!