Profil Soekarno, Sang Proklamator RI

Langsa, – Pustaka IAIN Langsa – Rabu(17/08/2022) Bangsa Indonesia merayakan hari kemerdekaan Indonesia. Euforia merah putih mewarnai seantero indonesia. Ketika berbicara tentang Kemerdekaan Indonesia, maka tidak lepas dari peran besar Soekarno. Sosoknya hingga kini masih sangat dikagumi masyarakat. Mengenang Jasa sang proklamator kemerdekaan, berikut ini profil singkat Ir Soekarno dari sejak lahir hingga Akhir Hayat.

Ir. Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno lahir di Surabaya, Jawa Timur pada 6 Juni 1901. Bung Karno adalah anak dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai. Karena sakit-sakitan, Soekarno kecil dirawat kakaknya bernama Raden Hardjodikromo di Tulungagung. Soekarno kembali tinggal dengan bapak dan ibunya pada 1909 di Mojokerto.

Bapak Proklamator itu semasa SD hingga tamat, tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto hingga melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Sesudah lulus HBS tahun 1920, Soekarno pindah ke Bandung dan tinggal bersama Haji Sanusi untuk melanjutkan pendidikannya ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB) dan meraih gelar “Ir” pada 25 Mei 1926.

Kehidupan Pribadi Soekarno

Semasa hidupnya, beliau mempunyai 3 istri dan dikaruniai 8 anak. Dari istri Fatmawati, Soekarno mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini, beliau memiliki 2 anak, yakni Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika.

Sebagian keturunan Soekarno pada akhirnya juga ada yang mengikuti jejak sang ayah di dunia politik Indonesia. Yakni putrinya yang bernama Megawati Soekarnoputri yang pernah menjabat sebagai presiden ke-5 RI, Rachmawati Soekarnoputri, dan Sukmawati Soekarnoputri. Putranya yang pertama dengan Fatmawati, Guntur Soekarnoputra justru tidak terjun ke dunia politik seperti dirinya dan adik-adik perempuannya.

Karier Politik Soekarno

Saat belajar di HBS, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Usai memperoleh gelar Ir, Soekarno merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927 dengan tujuan Kemerdekaan Indonesia. Belanda yang tidak suka lalu memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929.

Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat saat sidang, beliau menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu. Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus menjadi pemimpin. Pada tahun ini pula Soekarno mengeluarkan pledoi Indonesia Menggugat yang sangat fenomenal saat itu sampai akhirnya dibebaskan pada 31 Desember 1931. Setelah bebas dari penjara, tahun 1932 Soekarno bergabung dalam Partai Indonesia (Partindo) yang masih pecahan PNI karena saat itu PNI dibubarkan dan dinyatakan dilarang oleh Belanda.

Tahun 1938 Soekarno kemudian diasingkan ke Provinsi Bengkulu sampai tahun 1942. Pada masa penjajahan Jepang tahun 1942 Soekarno baru kembali dibebaskan. Setelah melalui perjalanan panjang,  tahun 1943 perdana menteri Jepang, Hideki Toja mengundah Soekarno, Muhammad Hatta, dan Ki Bagoes Hadikoesoemo yang kemudian disambut hangat kehadirannya oleh Kaisar Hirohito. Mereka bertiga telah dianggap sebagai keluarga kaisar Jepang dengan diberikannya Bintang Kekaisaran (Ratna Suci).

Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara, yang sekarang kita kenal sebagai Pancasila. Lalu dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945 Ir. Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama dan karena desakan kaum muda dan sempat diculik ke Rengasdengklok. Ir. Soekarno dan Moh. Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. 

Selama menjabat Presiden Indonesia, Soekarno berupaya mempersatukan nusantara. Bahkan Soekarno juga menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok. Berkat jasa Soekarno lah banyak Negara kawasan Asia Afrika yang mereka, meskipun ada pula yang konflik berkepanjangan karena ketidakadilan di negaranya. Itulah sebabnya Soekarno dikenal dalam menjalankan politik bebas aktif dunia Internasional.

Perjalanan politik menjadi sulit setelah Wakil Presiden Mohammad Hatta akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dan memisahkan diri dari Soekarno tahun 1956 dan diperparah lagi dengan banyaknya pemberontakan separatis yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Salah satu pemberontakan yang dikenal, yaitu Pemberontakan G30S PKI yang meluluhlantakan kehidupan rakyat di seluruh Indonesia.

Seiring bertambahnya usia dan sering sakit-sakitan, kesehatan pria yang memiliki nama kecil Kusno Sosrodihardjo ini terus memburuk dan pada hari Minggu, 21 Juni 1970 meninggal dunia di RSPAD dan disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jatim di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai dan menjadi ikon kota Blitar hingga saat ini. Pada hari-hari tertentu, seperti hari Haul Sang Proklamator, Makam Soekarno pun selalu ramai didatangi oleh peziarah dan wisatawan.

Sebagai generasi muda bangsa Indonesia, penting bagi kita untuk menghargai jasa para pahlawan bangsa. Mempelajari sejarah perjuangan akan membuat kita paham betapa beratnya perjuangan pahlawan terdahulu dalam meraih kemerdekaan. Oleh karena itu, dengan mengenal dan mempelajari sosok Ir. Soekarno, kita dapat mengambil nilai-nilai positif sebagai pribadi yang idealis, pemikir, pemberani, dan kegigihan untuk tidak mudah menyerah.

Sebagai bapak Proklamator Kemerdekaan, Ir. Soekarno telah memberikan kontribusi besar pada pembangunan bangsa Indonesia hingga menjadi negara merdeka dan memberi kita pelajaran penting untuk menjaga persatuan dan perdamaian bangsa ini. DIRGAHAYU KEMERDEKAAN INDONESIA KE77.Pulih Lebih Cepat dan Bangkit Lebih Kuat“.– MERDEKAAA–.

Sumber: Gramedia.com