Perbedaan Arti Silaturahmi dan Silaturahim

Langsa-Pustaka IAIN–Bagi umat muslim diperintahkan untuk tetap menjaga silahturahmi. Silahturahmi merupakan salah satu amalan yang mulia dan hukumnya wajib untuk dijaga dalam agama Islam. Banyak ayat Al Quran dan hadits yang memerintahkan kita untuk menyambung tali silaturahmi dan juga menyambung tali silaturahim, namun banyak orang yang salah memahami dari makna silaturahmi dan silaturahim timbullah kesalahan pahaman. Padahal makna kedua kata tersebut berbeda.

Perbedaan Secara Bahasa

Berdasarkan dari berbagai sumber, silaturahim dan silaturahmi adalah kata serapan yang berasal dari Bahasa Arab yaitu “Sillah Ar-Rahim.” (Shillah) artinya hubungan atau tali, kemudian ar-rahim adalah Rahim. Jika disambungkan menjadi hubungan Rahim. Jadi, kata silaturahmi memiliki makna yang erat kaitannya dengan hubungan kekeluargaan yang memiliki hubungan darah atau satu Rahim.

Sedangkan untuk  silaturahmi Ar-Rahhm/Rham (dalam Bahasa Indonesia dibaca Rahmi) memiliki arti kasih sayang. Jadi silaturahmi memiliki arti kasih sayang terhadap sesama, tetapi hal ini secara meluas. Tentunya hal tersebut berbeda dengan silaturahim.

Perbedaaan Silaturahmi dan Silaturahim Secara Meluas

Silaturahim terdiri dari dua kata : shilah dan ar Rahim. Shilah artinya menyambung. Dalam Mu’jam Lughatif Fuqaha disebutkan : “Shilah adalah isim mashdar. Washala asy syai’u bisy syai’I artinya : menggabungkan ini dengan itu dan mengumpulkan bersama.” Sedangkan untuk ar Rahim yang dimaksud di sini adalah Rahim wanita, yang merupakan konotasi untuk menyebutkan karib-kerabat. Ar Raghib Al Asfahani mengatakan : “ar Rahim yang dimaksud adalah Rahim wanita, yaitu tempat dimana janin berkembang dan terlindungi (dalam perut wanita). Dan istilah ar Rahim digunakan untuk menyebutkan karib-kerabat, karena mereka berasal dari satu Rahim.” (dinukil dari Ruhul Ma’ani)

An Nawawi R.A menjelaskan : “Adapun silaturahim, ia adalah berbuat baik kepada karib-kerabat sesuai dengan keadaan orang yang hendak menghubungkan dan keadaan orang yang hendak dihubungkan. Terkadang berupa kebaikan dalam hal harta, terkadang dengan memberi bantuan tenaga, terkadang dengan mengunjunginya, dengan memberi salam, dan cara lainnya.” (Syarh Shahih Muslim, 2/201)

Ibnu Atsir juga menjelaskan : “Banyak hadits yang menyebutkan tentang silaturahim. Silaturahim adalah istilah untuk perbuatan baik kepada karib-kerabat yang memiliki hubungan nasab, atau kerabat karena hubungan pernikahan, serta berlemah-lembut, kasih sayang kepada mereka, memperhatikan keadaan mereka. Demkian juga andai mereka menjauhkan diri atau suka menganggu. Dan memutuskan silaturahim adalah kebalikan dari hal itu semua.” (An Nihaya fi Ghabiril Hadits, 5/191-192, dinukil dari Shilatul Arham, 5).

Silaturahmi adalah untuk keluarga dan teman. Disebutkan dalam hadits banyak keutamaan silaturahmi. Misalnya diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menginginkan untuk diluaskan rezekinya serta diundur ajalnya : hendaklah ia bersilaturrahmi.”

Silaturahmi berasal dari kata shillah yang artinya hubungan dan rahmi yang artinya adalah “penyakit yang diambil dari Rahim seorang perempuan sehingga perempuan itu tidak lagi bisa hamil” (Qamus Al Muhith, Juz II, halaman 317). Oleh karena itu, secara harfiah arti dari silaturahmi berarti “hubungan atau menghubungkan penyakit yang diambil dari Rahim seorang ibu”.

Oleh karena itu, penggunaan kata silaturahmi atau silaturahim memiliki penempatan yang berbeda. Ketika ingin berkunjung ke rumah orang tua atau kakek dan nenek, sebutannya adalah silaturahim. Sementara jika berkunjung ke rumah teman, maka penyebutannya adalah silaturahmi.

Sumber : umma.id