Lomba-lomba Seru di HUT RI ke-77

Langsa, -Pustaka IAIN Langsa- Euforia peringatan HUT ke-77 RI masih begitu terasa di seantero Indonesia. Rangkaian Perayaan HUT kemerdekaan selalu menjadi daya tarik bagi masyarakat Indonesia. Selain pelaksanaan upacara Bendera Merah putih yang dilakukan pada pagi dan sore hari, yang umum dilakukan sebagai bentuk penghormatan secara formal. Berbagai ajang lomba 17 Agustus juga menjadi salah satu cara masyarakat merayakan kemerdekaan RI.

Pandemi Covid 19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia membuat perayaan HUT kemerdekaan tidak bisa dilaksanakan secara meriah selama kurang lebih dua tahun lamanya. Meskipun ancaman pandemi masih belum selesai, tahun 2022 masyarakat Indonesia sudah boleh melakukan aktivitas diluar rumah secara leluasa, dengan mematuhi protokoler kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah.

Mengobati rasa rindu kepada lomba-lomba yang sering di lakukan saat HUT kemerdekaan, berbagai kalangan usia turut berpartisipasi untuk mengikuti perlombaan 17 Agustus. Jenis lombanya pun beragam, mulai dari panjat pinang, balap karung, makan kerupuk, bakiak, memasukkan pensil ke dalam botol, dan masih banyak lagi.

Meski kerap menghadirkan kegembiraan untuk memeriahkan kemerdekaan, ragam lomba 17 Agustus yang masih dilakukan hingga saat ini memiliki latarbelakang tersendiri hingga munculnya berbagai perlombaan di setiap perayaan kemerdekaan Indonesia

1. Lomba Makan Kerupuk

Pada masa peperangan dulu kerupuk biasa dikonsumsi oleh kebanyakan masyarakat Indonesia yang berada di strata sosial dan ekonomi bawah. Kerupuk identik sebagai makanan rakyat kecil di masa perang untuk bisa bertahan hidup. Hingga akhirnya, kerupuk menjadi salah satu jenis lomba 17 Agustus untuk memperingati perjuangan masyarakat Indonesia terdahulu, sekaligus menumbuhkan rasa menghargai terhadap apapun jenis pangan yang ada.

2. Lomba Balap Karung

Cara memainkan balap karung, para peserta lomba akan memakai karung goni di kaki mereka, kemudian berusaha berlari atau melompat secepat mungkin untuk jadi yang pertama mencapai garis finish.

Sejarah lomba balap karung berasal dari kondisi Indonesia saat berada di bawah kendali/penjajahan Jepang, pada kisaran tahun 1942-1945. Jepang sengaja menghambat distribusi pakaian bagi masyarakat pribumi, sehingga masyarakat terpaksa harus memakai karung goni bekas beras dan gula sebagai pakaian.

3. Lomba Panjat Pinang

Sarana yang dibutuhkan untuk lomba panjat pinang adalah pohon pinang setinggi 5-9 M yang permukaannya sudah dihaluskan dan dilumuri oli atau cairan licin, kemudian ditanamkan ke tanah. Ujung pohon pinang yang telah ditanam akan digantung berbagai hadiah, peserta lomba panjat pinang akan saling bantu agar bisa memanjat pohon pinang yang licin dengan cara memanjat pundak, karena itu lomba ini harus dilakukan berkelompok.

Bicara soal sejarahnya, lomba ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. panjat pinang dikenal dengan nama de Klimmast yang artinya memanjat tiang. Di samping itu, sejak tahun 1930-an panjat pinang banyak digelar dalam momen perayaan besar seperti pernikahan, kenaikan jabatan di masa lampau, hingga ulang tahun. Mengutip detikEdu, kegiatan ini dulunya rutin dilakukan setiap tanggal 31 Agustus untuk memperingati hari kelahiran Ratu Belanda.

4. Lomba Tarik Tambang

Permainan tarik tambang membutuhkan lapangan luas, Jumlah Pesertanya bisa lebih dari 10 orang per-kelompok. Cara bermain tarik tambang, yaitu membentuk dua tim, lalu masing-masing anggota tim berdiri di wilayah masing-masing dengan membuat jarak antar anggota tim untuk nantinya menarik tali. Kemudian, masing-masing kelompok akan saling menarik tambang ke arah berbeda. Penilaian tarik tambang untuk kelompok yang menang adalah mereka yang berhasil menarik tambang sampai lawan masuk ke area kelompoknya.

Sejarah asal mula adanya perlombaan tarik tambang ini berhubungan dengan rakyat Indonesia dipaksa menjadi kuli untuk memindahkan batu, pasir, dan berbagai benda berat lainnya, dengan menggunakan tambang. Lalu muncul ide dari para pekerja untuk menjadikan tarik tambang sebagai ajang adu kuat antar-rakyat yang dijajah. Makna dari lomba ini sendiri menggambarkan kekompakan setiap regu dalam mempertahankan posisi sampai meraih kemenangan.

5. Lomba Balap Kelereng

Perlombaan balap kelereng ini hanya membutuhkan 2 alat untuk memainkanya, yaitu sendok dan kelereng. Setiap peserta akan menggigit sendok yang sudah diletakan sebiji kelereng, kemudian berjalan sampai ke garis finish tanpa memegang sendok dengan tangan, dan menjaga kelerengnya agar tidak terjatuh.

Siapa yang berhasil mencapai garis finis sambil membawa kelereng yang masih utuh di sendok adalah pemenangnya. Lomba estafet kelereng membutuhkan keseimbangan dan fokus dari masing-masing peserta. Permainan ini bisa dimainkan oleh Anak-anak maupun orang dewasa.

Untuk sejarahnya, tidak ada sumber pasti kapan awal mulanya permainan ini, namun perlombaan ini sering diadakan saat perayaan HUT kemerdekaan RI.

Sumber: goodnewsfromindonesia.id