Labbaik Allahumma Labbaik, Marhaban ya Zulhijjah

Langsa, pustaka IAIN Langsa – Sejarah awal mula bulan hijriah dimulai sejak 17 tahun setelah hijrahnya Rasulullah SAW, yaitu masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Pembuatan kalender hijriyah ini dilandasi setelah ditemukannya kesulitan mengidentifikasikan dokumen yang tak bertahun. Terhitung dari peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dari kota Mekkah ke Madinah itu sampai saat ini kalender Hijriyah sudah memasuki tahun ke 1443.

Dalam penanggalan hijriyah, penentuan jumlah bulan berasal dari pantauan bulan atau qamariah. kalender hijriyah terdiri dari 12 bulan. Jum’at (01/07/2022) kita sudah memasuki bulan yang terakhir dari 1 tahun hijriyah, yaitu bulan zulhijjah. Penentuan awal bulan zulhijjah ini berdasarkan hasil sidang isbat di Auditorium HM Rasjidi Kantor Kemenag dan di pimpin oleh Zainut Tauhid Sa’adi selaku Wakil Menteri Agama (Wamenag). Sidang isbat yang digelar secara daring dan luring ini diawali dengan pemaparan posisi hilal oleh anggota tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag, Thomas Djamaluddin.

“Sidang isbat telah mengambil kesepakatan bahwa tanggal 1 Zulhijah tahun 1443 Hijriah ditetapkan jatuh pada Jumat tanggal 1 Juli 2022,” tutur Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi, Rabu (29/6/2022).

“Dengan demikian Hari Raya Idul Adha 1443 H jatuh pada 10 Juli 2022,” imbuh Wamenag.

Hal ini didasarkan dari metode hisab dan rukyat sesuai dengan Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah. Posisi hilal di Indonesia dinilai belum memenuhi kriteria baru MABIMS (Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) dengan tinggi bulan kurang dari 3° dengan elongasi <5°.

Sumber : https://kemenag.go.id/