Kue Khas Aceh Special Idul Fitri

Pustaka-Menjelang lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah, sejumlah masyarakat Aceh, Khususnya warga kota langsa mulai mencari beragam jenis kue kering tradisional Aceh. Sebagai salah satu daerah di nusantara yang memiliki tradisi kuliner yang kuat.

Berikut ulasan singkat beberapa sajian kuliner Lebaran khas dari Tanah Serambi Mekah.

  1. Timphan

Hidangan kue khas Aceh yang pasti hadir di perayaan Lebaran di Aceh, baik itu saat Idul Fitri atau pun Idul Adha. Layaknya hidangan khas Lebaran lainnya, timphan biasanya sudah dibuat satu hingga dua hari sebelum Lebaran. Timphan sendiri punya tekstur yang lunak dan memiliki rasa yang sangat khas, campuran rasa manis dan gurih pada adonan kue yang terbuat dari tepung ketan tentu memberikan sensasi tersendiri bagi yang menyicipinya. Ditambah dengan isi timphan dari parutan kelapa atau srikaya yang menggugah selera. Selain itu bentuknya yang halus dan aroma pisang semakin membuat kue ini terasa komplit. Bisa awet hingga satu pekan, tak heran timphan dipilih masyarakat Aceh jadi menu hidangan utama untuk tamu yang berkunjung ke rumah saat Lebaran.

Bahkan saking terkenalnya Timphan ini di Aceh, sehingga banyak ungkapan atau pribahasa yang memuat kata Timphan. Diantaranya adalah peribahasa berikut ini: “Uroe goet buluen goet Timphan ma peugoet beumeuteme rasa” (Hari baik bulan baik Timphan ibu buat harus dapat kurasakan).

2. Kue Seupet

Kue seupet atau sering juga disebut kue jepit ini tak pernah absen di meja tamu masyarakat Aceh kala Lebaran tiba. Warga Aceh Besar menyebutnya dengan nama “spet kuet”. Kue seupet seolah jadi kudapan wajib. Tak ada yang tahu pasti, kapan tradisi menjamu kue seupet dimulai tapi warga Aceh mengatakan hal ini diwariskan secara turun temurun.

Bahan utama untuk membuat kue seupet yakni tepung beras, santan kelapa tua, gula dan telur. Adonan ini dicampur rata kemudian dituang sedikit demi sedikit ke atas cetakan. Lalu dibakar hingga agak mengering. Prosesnya dilanjutkan dengan cara melipat atau menggulung adonan sesaat sebelum diangkat. Membuat kue seupet harus cepat dan cekatan karena kalau terlambat melipat maka adonan akan menjadi keras dan pecah. Setelah matang pun kue tak bisa langsung dikemas karena harus menunggu hingga dingin agar teksturnya renyah.

3. Kue Keukarah

Cemilan Renyah-Manis dari Tanah Rencong ini juga disebut ‘kue sarang burung’ (eumpueng miriek). Sepintas, tampilan fisik keukarah seperti jaring berwarna putih kecokelatan yang berlapis-lapis. Bentuknya sekilas mirip dengan bongkahan bihun kering, karena memang terbuat dari bahan yang sama dengan bihun, yaitu tepung beras. Hanya saja, keukarah berwarna lebih gelap, dengan aroma khas karamel, yang muncul dari gula pasir yang ditambahkan dalam adonan. Paduan dari kedua bahan tersebut membuat kue kering ini memiliki tekstur yang renyah dan bercita rasa manis.

Paduan dari bahan utama tepung beras dan gula pasir membuat kue kering ini memiliki tekstur yang renyah dan bercita rasa manis. Kue keukarah sangat populer di Aceh, tak sedikit para pelancong yang menjadikan kue ini sebagai oleh-oleh.

Ada dua proses proses pengolahan yang harus dilakukan saat membuat kue keukarah. Sebelum membuat adonan, lebih dahulu membuat tepung beras. Ya, tepung beras ini diolah dengan cara khusus.

Sebelum digiling, beras lebih dulu direndam selama 1 malam lalu dicuci bersih hingga airnya benar-benar jernih, lalu ditiriskan. Selanjutnya beras ditumbuk secara manual menggunakan lesung sampai benar-benar halus.

Tepung beras kemudian diayak dan dijemur hingga kering. Tepung beras halus ini kemudian baru bisa diolah jadi bahan baku untuk membuat adonan kue keukarah.

Tepung beras diencerkan dengan air dan ditambahkan gula pasir. Adonan yang telah tercampur rata lalu dimasukkan ke dalam cetakan dari batok kelapa yang berlubang-lubang. Adonan yang keluar dari lubang-lubang cetakan segera ditampung di atas minyak panas sambil terus digoyang agar membentuk jejaring yang saling bertumpuk. Proses pembuatannya menuntut kegesitan tinggi karena adonan ini mudah hangus jika terlalu lama dipanaskan.