Tabayyun Dalam Islam

Langsa, Pustaka IAIN Langsa – Di era digital sekarang ini, cara kita memperoleh dan menyebarkan berita/informasi di media sosial semakin mudah. Setiap media sosial memiliki fasilitas untuk “membagikan” atau “meneruskan” informasi/berita yang didapat hanya dengan modal ketikan jari, seseorang sudah bisa menjadi kurir informasi. Metode penyebaran informasi/berita melalui media sosial bukanlah hal yang terlarang, akan tetapi informasi/berita yang disebarluaskan harus berupa fakta. Karenanya pentingnya memeriksa kebenaran sebuah berita/informasi terlebih dahulu.

Di dalam Islam, umat muslim harus mengamalkan beberapa adab dan perilaku dalam berinteraksi sosial, diantaranya adalah melakukan tabayyun dan bertawakal. Secara umum, tabayyun berkaitan dengan interaksi dengan manusia, sedangkan tawakal berhubungan dengan interaksi hamba dengan Allah SWT. Kata tabayyun juga dapat diartikan kedalam bahasa Indonesia dengan kroscek, memeriksa, konfirmasi, mencari kejelasan atau dalam kalimat panjang yang dimaksud tabayyun adalah konfirmasi, meneliti dan verifikasi terhadap sesuatu (melakukan cek terhadap hal).

Dalam alquran surat al Hujurat ayat 6 terdapat perintah Allah SWT untuk tabayyun.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

Artinya “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al Hujurat: 6).

Alasan pentingnya mengamalkan sikap tabayyun dan Tawakal dari kehidupan sehari-hari adalah agar terhindar kegiatan anarkis yang terprovokasi dari berita palsu. Terkadang orang lebih ingin mempercayai berita palsu daripada mencari fakta-fakta kebenarannya. Bisa saja berita palsu dibuat hanya karena ingin menghancurkan wibawa seseorang atau ingin usaha seseorang gagal.

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang datang membawa berita bohong itu adalah golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa perbuatan mereka itu membawa akibat buruk bagi kamu, bahkan itu adalah membaikkan. Setiap orang akan mendapat hukuman dari sebab dosa yang dibuatnya itu. Dan siapa yang mengambil bagian terbesar akan mendapat siksaan yang besar pula” (Q.S An-Nur [24] : 11)

Dari ayat Al-qur’an diatas menjelaskan tentang balasan untuk orang-orang yang menyebar luaskan berita bohong atau Hoaks. Karena pada hakikatnya, pertanggung jawaban yang diminta oleh Allah tidak hanya kepada pembuat berita saja, namun juga siapa yang menyebarkannya.